Yuk ke Taman Nasional Laut Takabonerate

Foto 1

Dengan kapal nelayan ditempuh dalam waktu 6-7 jam, sementara dengan speedboat bermesin 200 pk bias ditempuh hanya dalam waktu 2 jam. Belum ada kapal regular, sementara untuk sewa speedboat harus merogoh kocek hingga Rp 5 juta. Foto: Wahyu Chandra

Fauzi tersenyum puas. Sekujur tubuhnya masih basah dengan pakaian selam yang dikenakannya. Beberapa saat sebelumnya ia puas menyelam (fun diving) berkeliling mengitari terumbu karang di sekeliling pantai Pulau Tinabo yang jernih. Tak henti-hentinya ia berdecak kagum dengan apa yang dilihatnya.

Fauzi adalah satu dari puluhan peserta Takabonerate Island Expedition (TIE) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Selama lima hari (2-6 September) mereka dimanjakan oleh beragam pesona laut, baik di daratan maupun di bawah laut.

Fauzi sehari-hari adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Akuntansi di Jakarta. Ia secara khusus datang ke Selayar untuk mengikuti TIE. Peserta lain juga datang dari jauh, dari Gorontalo, Surabaya, Malang, Palu dan sebagian besar berasal dari Makassar, dengan profesi berbeda-beda. Mulai dari pegawai bank, dokter, karyawan swasta, blogger dan sebagian juga jurnalis.

Pelaksanaan TIE sendiri telah memasuki tahun ketujuh. Tujuannya adalah mengenalkan keindahan Taman Nasional Laut Takabonerate, dengan potensi wisata laut yang tak kalah indahnya dibanding Taman Laut Bunaken di Manado dan Raja Ampat di Papua Barat. Sebagian besar terumbu karang sepanjang perairan ini masih sangat alami tak terjamah dengan belasan titik penyelaman di dalamnya.

Kegiatan utama di Takabonerate terbagi atas dua, yaitu land tour dan diving di tiga titik yang telah disiapkan oleh panitia dari Taman Nasional Takabonerate.

Kelompok land tour diajak berkunjung ke Pulau Rajuni Kecil, berbincang dengan masyarakat pulau yang terdiri dari orang Bajo dan Bugis. Sementara kelompok diving menuju ke titik selam yang telah ditetapkan oleh panitia, di Tinabo dan Jinato.

Foto 6

Terumbu karang dan aneka flora dan fauna lainnya menjadi pemandangan yang menakjubkan bagi yang sempat melakukan diving di sejumlah titik penyelaman di Kepulauan ini. (Foto: Syamu Rizal)

Pada sore harinya, semua peserta diajak ke sebuah gosong, yang mengingatkan kita pada film Pirates of Carrabien. Di lokasi ini para peserta, beserta sejumlah wiasatawan dari Australia melakukan aksi pelepasan tukik.

Di Pulau Tonabo sendiri, pemandangan alam di sore hari tak kalah menakjubannya. Setiap sore kita dimanjakan oleh pamandangan sunset. Beberapa peserta juga melakukan snorkling dan mengayuh kayak atau sekedar berfoto selfie dengan latar warna laut keemasan.

Hal lain yang bisa dinikmati adalah memberi makan kepada anak-anak hiu yang dengan mudah ditemui di tempat itu, cukup dengan memberi potongan ikan yang masih segar.

“Ikan hiu sangat sensitive dengan bau darah, jadi mereka akan datang kalau diberi potongan ikan yang masih segar-segar,” ungkap Yasri, salah seorang petugas patroli dari TN Takabonerate yang memandu para pesiar ini.

Beberapa peserta yang mengikuti kegiatan ini menyatakan kepuasan dan ketakjuban dengan keindahan yang disajikan oleh TN Takabonerate ini.

Mayang, seorang dosen dari Gorontalo menilai perjalanan ekspedisi ini sangat seru meskipun ia tak sempat menyelam dan hanya berwisata land tour.

“Ini menakjubkan. Banyak hal yang bias dinikmati, apalagi di sore hari. Semakin seru karena kita ramai-ramai dengan orang yang sebelumnya tak saling kenal,” katanya.

Meski puas dengan ekspedisi ini, namun ia juga mengeluhkan beberapa hal, seperti kurangnya informasi tentang kegiatan serta pengelolaan kegiatan yang seperti tak terkelola dengan baik.

“Kita baru tahu seminggu lalu dan itupun dengan informasi yang terbatas, misalnya apa saja yang disiapkan oleh panitia, kondisi lapangan bagaimana dan sebagainya. Ini penting agar kami bisa memperkirakan dengan baik kebutuhan-kebutuhan di lapangan,” katanya.

Fauzi, peserta lain menyayangkan belum terkelolanya industri wisata di Takabonerate meskipun memiliki potensi keindahan yang sangat besar.

“Sayang sekali dengan potensi wisata sebesar ini belum dikembangkan dengan baik,” ungkap Fauzy.

Terkait adanya keluhan ini diakui Ronald sebagai hal yang wajar. Diakuinya selama ini memang kordinasi antara Pemda dengan pihak TN Takabonerate serta instansi lain terkait memang masih sangat kurang. Termasuk yang paling banya dikeluhkan adalah akses transportasi yang mahal serta fasilitas air minum yang terbatas. Meski terdapat penyulingan air, namun karena kadar garam yang tinggi, air yang digunakan masih terasa sangat asin.

Mengenal Takabonerate

Kepulauan Takabonerate yang menjadi sasaran kunjungan para pesiar ini terletak di Laut Flores bagian utara, yang terdiri dari 21 pulau, yang membentuk lingkaran dan dikelilingi oleh terumbu karang.

Pulau-pulau berpenghuni antara lain Pulau Latondu, Rajuni Besar dan Rajuni Kecil, Tarupa, Jinato, Pasitallu Tengah dan Pasitallu Timur. Selebihnya berupa pulau kosong dan patch reef (gosong), yang muncul ke permukaan pada saat air surut.

Kepulauan ini memiliki luas sekitar 530.765 hektar dengan luas Atol kurang lebih 220 ribu hektar. Bentuk karang berupa barrier reef (penghalang), fringing reef (terumbu karang tepi) dan atol (cincin lingkaran) yang dibentuk oleh 261 jenis karang.

Sejak tahun 1992, kawasan ini ditetapkan pemerintah sebagai taman nasional. Takabonerate memiliki kawasan atol tebesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Pada tahun 2005 Takabonerate ini telah diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.

Menurut Ronald Yusuf, salah seorang staf dari TN Takabonerate, musim kunjungan terbak adalah antara April-Juni dan Oktober-Desember setiap tahunnya.

Ronald juga menjelaskan beberapa titik penyelaman antara lain Ibel Orange 1, yang berlokasi di Pulau Tinabo Besar. Topografi di titik selam ini berupa gundukan karang (pinnacle) dengan kedalaman 15-25 m dan visibility 5-10 meter.

“Kondisi karang bagus dengan tutupan 35-65 persen, dominan hard coral dan soft coral.,” katanya.

Ada juga di Joan Garden, berlokasi di Pulau Tinabo Kecil, berupa taka tenggelam dengan kedalaman 10-25 meter dan vibility 10-15 meter. Kondisi karangnya juga dinilai sangat bagus dengan tutupan karang 45-80 persen, yang didominasi hard coral dan soft coral.

Spot lain adalah Spot Pinly Fish, yang berlokasi di Pulau Tarupa Kecil dengan topografi reef flat, memiliki kedalaman 5-8 meter dan visibility 12 meter.

“Di sini ditumbuhi karang yang rapat dengan dominasi hard coral dan soft coral.”

Di Pulau Latondu, terdapat spot Wall Reef dengan topografi drop off dengan kedalaman 20 meter dan visibility 4-8 meter. Tutupan karang sangat bagus dengan tutupan 50-89 persen dengan dominan karang soft coral dan hard corl.

“Di sini banyak ditemukan ikan karang seperti sanpper, sweetlips, barracuda, butterfly fish dan lainnya. Ada juga ikan pelagis seperti tarvelling dan tuna.”

Bagaimana mencapai Takabonerate?

Untuk menjejali keindahan Takabonerate maka kita harus menuju Pulau Tinabo terlebih dahulu. Di pulau kecil, yang dulunya tak bepenghuni ini terdapat salah satu Posko TN Takabonerate dan sejumlah resort, tempat wisatawan bias beristirahat dan mempersiapkan segala peralatan. Sewa resort nya tergolong murah, meski dengan fasilitas yang masih sangat terbatas.

Perjalanan menuju Pulau Tinabo cukup melelahkan. Dari Makassar kita harus berkendaraan mobil sejauh 200 km ke Kabupaten Bulukumba, tepatnya ke pelabuhan Bira Bulukumba, sebelum akhirnya menyebrang ke Pelabuhan Pamatata Selayar. Dari Makassar ke Dermaga Bulukumba sendiri butuh waktu hingga 5 jam. Sementara dari pelabuhan Bira ke Pamatata butuh waktu sekitar 2 jam. Dari Pamatata ke Kota Benteng, ibukota Selayar harus berkendaraan lagi sekitar 1 jam perjalanan.

Alternatif udara sebenarnya juga memungkinkan, yaitu melalui Bandara Hasanuddin ke Bandara Aroepala Selayar. Jalur udara menggunakan bisa menggunakan Wings Air yang berangkat dari Makassar sekitar pukul 08.55 setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu dengan tarif Rp 440 ribu, waktu tempuh 20 menit. Ada juga Avia Star, dengan harga tiket sekitar Rp 250 ribu, kapasitas 18 kursi, yang berangkat tiap hari Senin, Rabu dan Jumat, waktu tempuh 40 menit.

Untuk menuju Tinabo, belum ada transportasi regular, sehingga harus sewa speedboat dengan biaya sekitar Rp 5 juta, untuk perjalanan selama 3 hari. Menurut Ronald Yusuf, itu sudah termasuk dengan ongkos penginapan tiga hari, restribusi ke TN Takabonerate, dan keliling ke spot-spot penyelaman yang diinginkan.

“Sebenarnya ada paket-paket juga, tergantung kita mau paket yang mana. Biaya minimanl itu Rp 5 juta per rombongan untuk beberapa orang,” ungkap Ronald.

Alternatif lain bisa menumpang ke kapal warga menuju Pulau Rajuni Kecil, meski untuk ini tak ada jadwal yang pasti. []

 

Penulis: Wahyu Chandra (wahyuch@outlook.com). Sumber tulisan: http://www.mongabay.co.id

 

 

Tak Perlu Mahal, Rambut Rontok Cukup Atasi dengan Tanaman Dapur Ini

 

chinese-celery

Seledri (Daun Sop). Sumber gambar: cookasianfood.com

Seledri (Apium graveolens) atau kadang disebut daun sop, sederi atau saladri (Jawa). Tanaman ini biasanya digunakan sebatas penambah cita rasa masakan, karena aroma daunnya. Tangkai dan daunnya juga bisa dimakan sebagai lalap.

Disamping kegunaannya sebagai bahan penambah cita rasa makanan, tanaman ini ternyata memiliki efek herbal untuk sejumlah masalah kesehatan tertentu. Daunnya bisa diolah menjadi sampho yang melebatkan rambut. Daunnya juga bisa dibuat jus untuk minuman kesehatan, perawatan kecantikan dan membersihkan noda pada email gigi.

Tanaman ini juga berkhasiat sebagai antirematik, penenang (sedative), bersifat meluruhkan air seni (diuretic) dan antiseptic. Khasiat lain dapat membantu pengeluaran asam urat dari tubuh, pembersih darah, menghentikan pendarahan dan menurunkan tekanan darah.

Sejumlah resep terkait pemanfaatan seledri ini antara lain:

  1. Hipertensi

Siapkan 20 batang seledri cuci bersih. Masukan dalam panic bersama 2 gelas air. Rebus hingga tersisa ¾ nya. Angkat, dinginkan lalu minum dua kali sehari bersama ampasnya.

  1. Penyubur rambut

Sebanyak 10-15 tangkai seledri dicuci, lalu dihaluskan. Setelah keramas, oleskan tumbukan seledri ke kulit kepala dan rambut. Lakukan pemijatan ringan. Kemudian bungkus kepala dengan handuk. Diamkan selama kurang lebih ½ jam. Setelah itu bilas hingga bersih. Lakukan dengan secara teratur beberapa kali seminggu.

  1. Rematik

Siapkan batang dan daung seledri sebanyak 1-2 genggam. Cuci bersih, potong kecil-kecil, lalu rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Angkat, dinginkan, lalu saring. Minum sekaligus hingga habis. Seledri juga bisa digunakan sebagai lalap.

  1. Wajah Berminyak

Sediakan 3 batang seledri, lalu cuci sampai besih. Iris kecil-kecil, seduh dan tutup. Seelah dingin simpan di lemari es. Menjelang tidur malam oleskan sari seledri ke wajah yang sudah bersih. Setelah kering baru bilas muka hingga bersih. Lakukanlah secara teratur.

Sumber: Herbal Indonesia Berkhasiat Vol 10

Diabetes atau Haid Tak Lancar, Cukup Obati dengan Tanaman Pagar ini

800px-Coleus_(Plectranthus_scutellarioides)_3

Sumber Foto:  commons.wikimedia.org

Namanya daun Iler (Coleus scutellarioides). Di berbagai daerah dikenal dengan berbagai nama seperti Jawer kotok (Sunda), kentangan (Jawa), adang-adang (Palembang), dan pilado (Minangkabau).

Selama ini kita mengenal tanaman ini hanya sebatas tanaman hias atau tanaman pagar. Mudah ditemukan di daerah manapun dengan warnanya yang khas hijau kecoklatan.

Tanaman ini memiliki batang berbentuk tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan basah yang batangnya mudah patah.

Daunnya berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka ragam. Sementara bunganya berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang.

Siapa sangka tanaman ini ternyata memiliki khaziat yang dahsyat untuk mengobati sejumlah penyakit, seeprti Diabetes, haid tak lancar, diare, demam, ambeien, keputihan, cacingan, dan beragam masalah kesehatan lainnya. Bagian yang biasanya digunakan untuk pengobatan adalah batang, daun dan bunga, dengan efek herbal sebagai karminatif, antimikroba, antioksidan dan emmenagoga.

Di Filipina, tanaman ini digunakan untuk pengobatan asma, angina, insomnia, radang mata, dipepsia, sinusitis, luka berdarah dan memar.

Beberapa resep pengobatan dengan menggunakan tanaman ini adahah:

  1. Diabetes

Bahan:

  • Daun iler 35 g
  • Adas (Foeniculum vulgare) 10 g

Cara membuat:

Daun Iler dicuci bersih, lalu bersama Adas direbus dalam 3 gelas air hingga tersisas 1 gelas. Angkat, saring, dinginkan. Minum dua kali sehari setiap pagi dan sore hari.

  1. Haid tak lancar

Bahan:

Daun Iler kira-kira segenggam dicuci hingga bersih, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Angkat, saring, lalu dinginkan. Minum 1 kali sehari menjelang haid.

 

Sumber: Herbal Indonesia Berkhasiat Vol 10, 2012

Iwan Fals Ternyata Tak Pilih Ahok

Dituding memberikan dukungan kepada Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok pada Pilkada Gubernur Jakarta 2017 mendatang, Iwan Fals membantah dengan mengunggah fotonya di Twitter @iwanfals.

“Dibilang sy dukung ahok, ya gak mungkinlah wong saya warga Depok, ni ktp sy klo gak percaya,” tulisnya, Jumat (15/4/2016).

iwan fals

Netizien menangapi cuitan Iwan ini dengan beragam komentar. Tomi Lebang, dalam statusnya di Facebook menulis:

Tak bersuara soal Gubernur Jakarta, sang legenda ini lalu memajang KTP-nya dengan komentar yang tahu diri: dia penduduk Jawa Barat, satu kawasan dengan sejarawan Jakarta, JJ Rizal dan budayawan Betawi, Ridwan Saidi.”

Komentar-komentar pun mulai bermunculan:

Di Jakarta bahkan se Indonesia lagi demam Ahok.
Dan banyak sekali orang orang yg akan menjatuhkan Ahok.
saya cuma bisa dukung tapi gk bisa milih , karena saya bukan penduduk DKI,” ungkap netizen lainnya bernama Sandi Dwi. []

 

 

 

PENTING!! Kalian Takkan Percaya Khaziat Buah Ini untuk Tubuh Anda

Buah Alpukat selama ini hanya sekedar sebagai minuman pelepas dahaga atau bahan penyusun salad, tanpa tahu benar khaziatnya. Pada kenyataannya buah berwarna hijau ini selain mengandung manfaat bagi kesehatan, juga banyak digunakan untuk perawatan tubuh dan kulit.

Alpukat diyakini mempunyai efek digestive, emmenagogue, antibakteri, atioksidan, antijamur, pectoral, stomathic, anthelmintic, antiperiodic, antidiare.

Daging buah Alpukat mengandung protein, Vitiamin A, Vutamin B1, Vitamin B2, protein, lemak jenuh dan sequeterpenes. Daunnya mengandung saponin, alkaloid, flavonoid dan polifenol.

Daging buah yang dilumat bisa digunakan sebagai masker untuk menghaluskan kulit. Di Bali bahkan, buah ini diolah menjadi body scrub. Dalam industry kecantukan daging buah Alpukat dipakai sebagai bahan kosmetika pembersih wajah, pelembab badan, sabun mandi, lipstuk, make up base, dan tabir surya. Daging buah Alpukat juga bisa digunakan untuk mengobati sakit sariawan.

Tidak hanya pada daging buah, daun Alpukat juga memiliki beragam manfaat. Daun buah ini bisa digunakan sebagai penghitam rambut. Secara kesehatan, daun Alpukat juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit batu ginjal, rematik, sakit pinggang, sakit kepala dan nyeri lambung.

Biji alupkat dibuat serbuk yang bisa digunakan untuk meringankan sakit gigi. Minyak biji Alpukat (Avocade seed oil) kaya akan vitamn I, B1, B2, B5, E, asam amino, asam lemak esensial, protein dan lestin. Minyaknya dipercayai sebagai antioksidan yang melindungi dari pengaruh buruk ultraviolet dan merangsang pembentukan kolagen. Artinya secara tidak langsung dapat mencegah penuaan dini. Avocado oli juga dipercaya dapat menghaluskan kerutan di wajah, merangsang regenerasi kulit, melembabkan dan bersifat antibakteri. Di Nigeria, ekstrak daun Alpukat digunakan untuk pengobatan diabietes.

Beberapa resep pengobatan penyakit dengan menggunakan Alpukat antara lain:

  • Pengobatan tekanan darah tinggi

Seduh 4-5 helai daun Alpukat dengan segelas air panas, lalu didiginkan. Seduhan ini bisa diminum 1 sekali sehari.

  • Menghaluskan kulit:

Daging buah Alpukat dilumatkan lalu dioleskan sebagai masker pada kulkit wajah dan tubuh. Diamkan selama 30 menit. Setelah itu bilas dengan air dingin.

  • Sakit pinggang

Sebanyak lima helai daun Alpukat dibersihkan lalu direbus dalam dua gelas air hingga tersisa 1 gelas. Angkat, saring dan diamkan selama semalaman. Keesokan harinya baru diminum, 1 kali sehari. Lakukan rutin selama seminggu.

Sumber: Herbal Indonesia Bekhaziat Vol 10, 2012